Pesan Pemilu Damai dari Ponpes Thohir Yasin
Ada yang berbeda pada kamis, 22
maret 2018 kemarin di pondok pesantren Thohir Yasin. Bagaimana tidak, ribuan
jamaah dari berbagai penjuru Nusa Tenggara Barat, hadir untuk beristighosah
bersama dalam rangka memperingati Dzikrol Hauliyah Pondok Pesantren Thohir
Yasin yang ke 28. Malam itu, lapangan umum pondok pesantren menjadi lautan
manusia dengan busana putih yang menggetarkan. Selain suasana ramai, isi
pengajian yang disampaikan pimpinan pondok pesantren, TGH. Ismail Thohir juga
menjadikan malam itu terasa berbeda.
Nampak jelas bahwa Thohir Yasin
benar-benar melek konteks, isi pengajian yang diangkat Sang Tuan Guru sangat
prinsipil dan penuh nilai. Pada pengajian dzkirol (baca: ulang tahun) kali ini,
beliau membincang tentang pentingnya menjaga “tali Allah” serta untuk
senantianya berpegang pada tali tersebut. Beliau mengkritik keras sikap
sebagian orang yang karena pilihan politik menjadi saling bermusuhan satu sama
lainnya. Padahal semua umat Islam itu bersaudara.
Secara garis besar pesan utama
yang ingin disampaikan TGH. Ismail Thohir pada malam itu adalah pesan pemilu
damai. Ada dua hal penting yang bisa kita jadikan landasan argumentasi
tersebut, pertama secara isi, pengajian yang diangkat benar-benar menembak
tentang pesta demokrasi yang akan berlangsung pada tahun ini. Sang tuan guru
melalui semboyan pondok pesantren: “Tidak Kemana-Mana Tetapi Ada Dimana-mana”
mengajak seluruh jamaah untuk netral dalam pesta demokrasi ini. Jangan sampai
ada golongan yang memaksa golongan lain untuk membuat sikap dan pilihan
politiknya.
Kedua, secara simbolik nampak
jelas pesan pemilu damai yang ingin disampaikan Thohir yasin yakni dengan cara
mengundang seluruh calon pemilu baik tingkat Kabupaten maupun Provinsi. Hadir
pada malam itu, tiga calon bupati dan dua calon gubernur. Pristiwa simbolik
yang menginterpretasikan makna damai adalah ketika semua calon tersebut duduk
berdampingan di kursi yang sama. Indah dan sangat inspiratif untuk menciptakan
demokrasi yang sehat.
Pada akhir pengajian, Tuang Guru
kembali menegaskan bahwa tahun politik kali ini, jangan sampai menjadi ajang
untuk saling membenci. Harus ada sikap toleransi dan saling mengerti dalam
menyikapi setiap pilihan politik. “mari kita merayakan pesta demokrasi ini
secara sehat” demikian tandasnya dalam pengajian yang disampaikannya pada malam
itu.
Dari keterangan diatas dapat
dilihat bahwa Thohir Yasin sebagai pondok pesantren yang netral dan terbuka
kepada semua golongan, ingin membangun iklim pemilu kepala daerah yang damai
dan demokratis.
reportase ini pernah dimuat di akun Facebook Warok Akmaly
https://www.facebook.com/notes/warok-akmaly/pesan-pemilu-damai-dari-ponpes-thohir-yasin/2094048847288570/
Post a Comment for "Pesan Pemilu Damai dari Ponpes Thohir Yasin"