Kisah Goresan Satu Alif yang Merobohkan Tembok Kota
Sang murid pun menuliskan huruf alif, dan
ajaib, tembok kota itu runtuh seketika.
Kisah ini diceritakan Syekh Rajib Frager dalam
bukunya, “Obrolan Sufi”. Dikisahkan ada seorang murid dari keluarga yang sangat
miskin dan tidak pernah belajar membaca dan menulis. Ia pergi menemui seorang
guru bahasa Arab yang tinggal di salah satu sudut kota. Pada masa lalu banyak
guru yang tdak punya kelas sendiri. Mereka duduk di luar dan memberikan
pelajaran kepada siapa saja yang mendatangi mereka. Guru yang didatangi murid
miskin itu menuliskan pelajarannya di dinding kota.
Murid itu mendatanginya dan berkata memohon,
“Guru, aku ingin belajar bahasa Arab agar aku bisa membaca Al-Quran. Aku tahu
usiaku lebih tua dari pada murid-murid yang lain, tapi aku punya keinginan kuat
untuk belajar.”
Sang guru menjawab, “Jika kau ingin mempelajari
al-Quran, aku senang mengajarimu. Mari kita awali dengan huruf-huruf Arab. Huruf
pertama adalah alif, bentuknya sederhana, hanya garis lurus. Huruf alif
tidak dilafalkan. Dia menjadi tempat bagi huruf vokal.”
Sang murid membungkuk dan berkata: “Terima kasih,
terima kasih guru.” Kemudian ia beranjak pergi.
Sang guru berpikir, “Biasanya aku mengajarkan
abjad Arab sampai habis pada pertemuan pertama. Mengajari orang ini pasti akan
lebih lambat. Mungkin ia akan kembali besok dan belajar beberapa huruf lagi.”
Sang murid tidak kembali keesokan harinya bahkan
hingga minggu-minggu berikutnya. Bulan-bulan pun berlalu dan sang murid
tiba-tiba kembali, matanya berbinar-binar dan wajahnya tampak sumringah. Ia membungkuk
sangat dalam kepada guru bahasa Arabnya dan berkata, “ Guru, sekarang aku sudah
siap untuk belajar huruf kedua!”
Sang guru berkata dalam hati, “Akan butuh waktu lebih
lama mengajari bahasa Arab pada orang ini.” Tapi dia tak mengungkapkan itu. Dia
kemudian menghampirinya, “Coba kita lihat apa yang sudah kau pelajari dari
huruf pertama. Tolong tuliskan huruf alif di dinding!”
Sang murid pun menuliskan huruf alif, dan
ajaib, tembok kota itu runtuh seketika.
Apa penyebabnya? bisa jadi tembok kota itu runtuh
karena ketulusan sang murid. Banyak orang yang ribuan kali menuliskan alif
tanpa terjadi apapun. Sang murid memahami alif jauh lebih dalam dari pada kita
semua. Baginya, alif adalah huruf pertama dari bahasa Tuhan, bahasa yang
dengannya al-Quran diturunkan. Ia meyakini alif adalah huruf yang menakjubkan
dan dengan sangat tulus ia merenungi satu huruf ini selama berbulan-bulan.
Alif melambangkan penyatuan (ahad), satu
dari 99 nama atau sifat Allah. Sang murid memahami penyatuan melalui
pemahamannya terhadap alif. Huruf itu merupakan jendela yang melaluinya ia
memahami Tuhan dan saat menuliskan alif, ia melibatkan kehadiran Tuhan. Karena
itulah tembok kota itu runtuh.
Post a Comment for "Kisah Goresan Satu Alif yang Merobohkan Tembok Kota"