Lidah Mertua, Disayang dalam Bentuk Tanaman Dibenci dalam Bentuk Sungguhan
Sejatinya, mertua adalah anugerah, dikirimkan Tuhan kepada mereka yang
beruntung. hihi. Namun, banyak pasangan yang merasa risih dengan mertua,
terutama karena lidahnya. mertua sering kali melahirkan kesan terlalu cerewet,
terlalu ikut campur, dan berbagai sikap tutur yang sering kali tak enak di
dengar oleh sang menantu. Banyak curhatan-curhatan di media sosial yang
menunjukkan renggangnya hubungan menantu dan mertua. Singkatnya, lidah mertua
itu ditakuti, terlalu tajam untuk telinga seorang menantu.
Tapi, berbicara lidah mertua, kita dihadapkan pada dua objek yang sama-sama
disebut lidah mertua, satunya di sayang, satunya lagi ditendang, hehe. Iyah,
semua orang mengetahui sangat akrab dengan tumbuhan bernama Lidah Mertua. Tumbuhan
ini sangat akrab dengan rumah-rumah penduduk. Selain karena pertumbuhannya yang
cukup gampang, juga karena fungsinya secara medis. Tak heran tumbuhan ini
gampang ditemukan, di pekarangan masyarakat sangat banyak tertumbuh.
Ada pesan semiotik yang mengalir dari dua fenomena diatas, bahwa lidah
mertua secara linguistik memilki makna yang sulit diasosiasikan karena keduanya
merupakan kata yang berdiri sendiri secara makna. Lidah mertua bisa berarti
lidahnya mertua seseorang, atau bermakna tumbuhan. Untuk mengidentifikasi
maknanya, dibutuhkan konteks tuturan.
Barangkali jika dilakukan kajian secara diakronik (kajian bahasa yang
melihat aspek sejarahnya), akan
ditemukan jawaban yang memadai dari makna kata lidah mertua. Namun bisa kita
asumsikan secara sederhana, bahwa yang lebih dulu hadir dari makna “lidah
mertua” yang merujuk kepada orang tua dan yang merujuk kepada tumbuhan,
tentunya adalah yang bermakna orang tua. Sebagaimana yang kita ketahui, alasan
tumbuhan yang tergolong Sukulen tersebut dinamakan lidah mertua adalah karena
bentuknya yang panjang dan tajam. Hal ini melambangkan lidah mertua yang memang
seringkali terlihat tajam dan memanjang di telingan menantu.
Jika kita gabungkan dalam satu wadah analisis, lidah mertua sebagai orang
tua dan sebagai tumbuhan memiliki kesamaan, bahwa keduanya selalu ada dalam
kebanyakan rumah. Meskipun satunya cendrung disayang dan satunya cendrung
dipertentangkan. Namun alangkah baiknya, seperti halnya kita begitu membutuhkan
lidah mertua dalam bentuk tumbuhan, kita juga pada prinsipnya begitu
membutuhkan sosok mertua (lidahnya = nasihatnya).
Para menantu sebaiknya belajar dari tumbuhan lidah mertua, meski bentuknya
tidak seindah bunga-bunga yang lain, dia tetap selalu dibutuhkan untuk
menghiasi rumah, setidaknya untuk menunjukkan hijau di suatu pekarangan rumah. Iya,
mertua terkadang bisa menjadi sumber inspirasi, lihatlah betapa banyak
karya-karya berupa buku, film, drama dan lain sebagainya yang lahir dari sosok
mertua!
Nah, jika kalian para menantu punya masalah dengan “lidah mertua”, coba
siram saja! yang berbentuk tumbuhan siram dengan air sungguhan, dan yang
berbentuk sungguhan siram dengan air bentukan (kopi, teh, sprite, soda
gembira, dan lain sebagainya. hehe). Seperti halanya tumbuhan lidah mertua jika
kena air akan tumbuh baik, begitu juga lidah mertua yang sesungguhnya, bisa
tumbuh sehat dan ramah jika rutin disiram. So, sudahkah anda “menyiram”
lidah mertua di rumah anda?
Post a Comment for "Lidah Mertua, Disayang dalam Bentuk Tanaman Dibenci dalam Bentuk Sungguhan"