Apotek, Rumah Sakit dan Kesehatan di Arab Saudi
Latar belakang
Kesehatan adalah hal yang sangat urgen dalam kehidupan
manusia. Tanapa kesehatan manusia tidak bisa melaksanakan aktifitasnya seperti
biasanya. Hal ini tentunya membutuhkan kepedulian masing-masing insan terhadap
kesehatan masing-masing. Pentingnya kesehatan membuat ia tidak menjadi urusan
masing-masing individu, namun telah menjadi kewajiban komunal. Dalam hal ini
kelompok, instansi maupun pemerintah.
Seluruh Negara di dunia memiliki bidang khusus yan
menangani masalah kesehatan ini. Seperti di Indonesia misalnya, memiliki
departemen kesehatan yang dipimpin oleh mentri kesehatan. demikian pula dengan
Negara-negara tentangga maupun yang lainnya.
Untuk menunjang kesehatan, tentnunya ada
perangkat-perangkat meteri yang dibutuhkan. Seperti sarana kesehatan maupun
obat-obatan. Dalam hal ini rumah sakit dan farmasi menjadi pokok utama. Rumah
sakit penting untuk sebagai pusat kesehatan masyarakat yang ada di suatu tempat
pun demikian juga dengan obat-obatan yang menjadi konsumsi para penderita yang
sakit.
Di Negara arab, kesehatan dan perangkat-perangkat yang
mendukung akan hal itu, telah diusahakan secara maskimal oleh pemerintah arab
Saudi. Hal ini mengingat Negara arab adalah Negara yang wajib akan dikunjungi
oleh jutaan manusia dari berbagai Negara di belahan dunia untuk menunaikan
rukun islam yang ke lima.
Dalam makalah ini, akan dipaparkan bagaimana rumah
sakit, apotek dan kesehatan di Negara arab, yang mana hal itu penting untuk
informasi bagi yang akan menunaikan ibadah haji maupun umarah, atau sebagai
perbendaharaan pengetahuan khususnya bagi pengkaji timur tengah.
Rumusah masalah
Dari paparan di atas, dirumuskan masalah:
1. Bagaiaman kegiatan farmasi dan keberadaan
apotek di Arab Saudi?
2. Bagaimana rumahsakit- rumah sakit di sana?
3. Bagaimana Kesehatan di Negara arab?
Tujuan
1. Mengetahui kegiatan farmasi dan
apotek-apotek yang ada di arab Saudi.
2. Mengetahui rumah sakit- rumah sakit yang
ada di arab Saudi.
3. Mengetahui tingkat kesehatan di Arab Saudi.
PEMBAHASAN
Apotek
Saudi
Arabia adalah Negara dengan penduduk yang tidak begitu banyak, sehingga untuk
tenaga kerja mereka banyak mendatangkan dari Negara tetanga di sekitarnya
bahkan dari Indonesa (yang kita kenal dengan istilah TKI)[1]
Di
mekah dan madinah secara umum kegiatan kefarmasian hampir sama dengan di
Indonesia. Kalau di
Indonesia di sebut Apotek, disana disebut Pharmacy, Luas
apotek/Pharmacy mulai 15m2 hingga lebih dari 100m2. Jarak
antar apotek/Pharmacy kurang lebih 50 s/d 100 m
Disana
ada apotek milik perseorangan seperti Al nada Pharmacy dll. Namun
ada pula milik pengusaha besar seperti Al Nahdi Pharmacy, United Pharmacy,
Taher Pharmacy dll.
Seluruh
pelayanan kefarmasian di apotek/pharmacy dijaga oleh pharmacist, tidak ada
tenaga selain apoteker/pharmacist diapotek/pharmacy (PSA,AA,Juru resep
sekalipun), padahal tenaga pharmacist di saudi arabia relatif sedikit,
kebanyakan pendatang dari negara lain - jazirah arab (iran, yaman, oman, india
dll) namun betapa besar perhatian pemerintah pada dunia farmasi di sana.
Apoteker di arab Saudi, banyak berasal dari luar arab,
seperti oman, mesir, turki dan sebagainnya. Hal ini sebagaimana dipaparkan di
muka salah satunya disebabkan karena penduduk arab tergolong sedikit
(kebanyakan pendatang). Namun demikian hal itu tidak mengurangi para apoteker
begitu dihormati di Negara arab, hal ini karena orang arab menilai bahwa
profesi apoteker merupakan profesi yang mulia.
Semua
kegiatan kefarmasian baik pelayanan maupun kegiatan administrasi dilaksanakan
oleh Pharmacist. Dan mereka memunyai wewenang penuh dalam memberikan obat
kepada pasien di pharmacy tersebut. Seperti contohnya, clinical Pharmacist mereka mengiyakan dan melakukan semuanya itu.
Apotek
terbesar di kota madinah adalah Al Nahdi Pharmacy, al Nahdi Pharmacy termasuk
jaringan apotek terbesar di Saudi Arabia ternyata semuanya sama dijaga oleh
Pharmacist saat jam buka Apotek/Pharmacy bahkan terkadang dua atau tiga saat
jam buka Pharmacy.
Pelayanan
kefarmasian di negeri Saudi Arabia sangat bagus dan mereka bangga dengan semua
ini, tidak perduli itu milik konglomerat/perorangan semuanya tetap dijaga
Pharmacist saat jam buka pharmacy[2].
Rumah Sakit.
Rumah sakit pertama di arab Saudi adalah rumah sakit
yang didirikan oleh khalifah Harun Arrasyid pada masa Dinasti Abbasiyah. Rumah
sakit ini sekaligus sebagai symbol kebangkitan peradaban bangsa arab dalam
bidang kesehatan. Berdirinya rumah sakit ini tak terlepas kemajuan
intelektualitas para pemikir arab waktu itu, yang mana pada masa ini ilmu
pengetahuan mengalami kemajuan yang pesat[3].
Kisah ilmiah mengenai mekanisme yang dilakukan para
pemikir sebelum mendirikan rumah sakit, cukup sebagai bukti betapa rasionalitas
intelektualitas begitu mendalam dimiliki oleh para pegiat ilmu kedokteran waktu
itu.
Kini
bangsa arab telah sangat matang dalam bidang teknologi kesehatan, hal ini dapat
dilihat pada rumahsakit-rumahsakit yang tersebar di Negara arab, megah dan
dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas mewah dan canggih. Misalnya pada rumah
sakit king abdul aziz di Jeddah, rumah sakit di makkah maupun yang di madinah[4].
Pelayanan rumah sakit di Negara arab secara umum masih
bergantung pada doktrinasi agama islam. Hal ini terlihat dari klasifikasi
pasien wanita dan pria. Sehingga pelayan, dalam hal ini dokter maupun suster
dan lain sebagainya juga terklasifikasikan berdasarkan hal tersebut. namun
demikian kualitas pelayanan di rumah sakit- rumah sakit cukup professional.
Pelayanan rumah sakit tidak pandang bulu, sehingga konsumen (masyarakat) merasa
puas dengan pelayanan rumah sakit[5].
Meskipun secara umum. Pelayanan rumah sakit di arab
Saudi memuaskan, namun di beberapa pemberitaan di media massa yang penulis
dapatkan, ada beberapa rumah sakit yang pelayanannya tidak professional.
Sebagaimana yang terjadi di sebuah rumah sakit di makkah, dilaporkan bahwa
rumah sakit tersebut mendiskriminasi pasien. Pasien-pasien luar negeri yang
memiliki banyak biaya, akan didahulukan, sementara pasien local yang notabennya
berobat gratis ditelantarkan. Hal ini tak jarang menimbulkan konflik antara
masyarakat dengan pegawai rumah sakit yang bersangkutan.[6]
Saat ini, kebanyakan rumah sakit - rumah sakit di arab
Saudi telah matang dalam hal sumber daya manusia maupun teknologi kesehatan.
Alat-alat medis sudah masuk standar internasional.
Kesehatan
Ilmu
kedokteran mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak dahulu pada sejarahnya bangsa Arab. Pada masa Bani Abbasiyah didirikan apotek pertama di dunia dan
sekolah farmasi. Pendirian sekolah kedokteran dilengkapi dengan rumah sakit.
Awal abad ke-9, khalifah Harun Ar- Rasyid mendirikan rumah sakit Islam dengan
mencontoh rumah sakit yang ada di Persia[7].
Tokoh
Islam yang terkenal dalam dunia kedokteran antara lain adalah[8]
1)
Ar- Razi.
Ar-
Razi dianggap sebagai ilmuwan yang menemukan benal pontanel untuk dipergunakan
dalam ilmu bedah. Karya Ar- Razi yang terkenal adalah Al- Hawi yang
diterjemahkan ke dalam bahasa latin pada tahun 1279.
2)
Ibnu Sina.
Nama
lengkapnya adalah Abu Ali Husein Bin Abdillah Bin Sina lahir di Afsyana dekat
kota Bukhara. Karya yang ia miliki sangat monumental yaitu Al- Qanun fi al-
Tibbi (ensiklopedi kedokteran) yang diterjemahkan orang dengan nama Canon.
Karangan lain yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris Materia Medica
yang memuat ± 760 obat-obatan yang digunakan sebagai pedoman utama untuk ilmu
kedokteran Barat pad abad ke-12 sampai dengan abad ke-17 M.
Beberapa perusahaan obat juga sudah banyak berdiri di
negera arab, mulai dari yang milik Negara sendiri hingga perusahaan-perusahaan
obat asing. Saat ini prusahaan obat Indonesia, kimia farma tengah merintis
untuk membuka cabang di Negara arab[9].
Di antra produk pengobatan arab yang terkenal dari
dulu hingga sekarang adalah Salsabil.
Salsabil adalah sebuah Ramuan Minuman Kesehatan Arab yang sangat bermanfaat
baik untuk pria maupun wanita. Salsabil adalah minuman pusaka orang-orang Arab
sejak zaman dahulu, di mana dikenal orang-orang Arab khususnya prianya memiliki
ketangguhan, vitalitas dan stamina yang sangat tinggi. Apalagi kalau
menyangkut keperkasaan serta kejantanan, orang-orang Arab adalah jagonya.
Ragam penyakit di arab Saudi tidak terlalu banyak,
dibandingka dengan ragam penyakit di Negara-negara barat. Namun demikian
belakangan ini telah dilaporkan bahwa virus SARS telah masuk ke nagara arab
yang sempat membuat masyarakat maupun kalangan pemerintah resah[10].
Kini pemerintah arab tengah menjalin kerjasama internasional untuk menangani
hal itu. terkait dengan hal itu, pemerintah Indonesia merasa khwatir dengan hal
ini, karena jika isu itu benar, maka aka nada kekhawatiran terhadap jamaah haji
yang kan menunaikan ibadah haji.
Laporan terakhir terkait dengan kasus kesehatan ini,
masih belum jelas. Kini yang terpenting pemerintah arab tengah berusaha agar
virus tersebut bisa ditangani dan dimusnahkan.
PENUTUP
Kesehatan di arab Saudi sudah cukup terjamin. Sarana
maupun prasarana seperti apotek, kefarmasian dan rumah sakit maju pesat.
Keberadaan rumah sakit dan segala prangkat materi yang menunjang untuk
keterjaminan kesehatan penting dilakukan oleh pemerintah arab Saudi, mengingat
bahawa Negara arab adalah Negara yang wajib dikunjungi oleh jutaan manusia
pertahunannya untuk melaksanakan ibadah haji.
Maka untuk keberlangsungan hal itu, segala hal yang
menjadi kebutuhan jamaah haji, termasuk kesehatan harus dipersiapkan dengan
matang oleh pemerintah arab Saudi. Dari paparan ini, pemerintah arab sudah
cukup matang dalam bidang kesehatan yang mana hal itu ditunjang oleh sarana dan
prasarana yang ada.
REFERENSI
Hitty,
Philip. History of The Arabs. 2008. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
Sunanto,
Musyrifah. Sejarah islam klasik, Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam.
2003. Jakarta: Prenada Media
www.republika.com. akses oktober 2012.
www.wikipedia.com. akses: 16 desember 2012.
www.seputarindonesia.com. akses tanggal 17 desember
2012.
www.kompas.com. akses 17 desember 2012
suaraapoteker.blogspot.com.
Hasil perkuliahan Alarobiyah lil Amal. Dosen
pengampu: Abdul Wahed, M.Pd.
Post a Comment for "Apotek, Rumah Sakit dan Kesehatan di Arab Saudi"