Membaca Indonesia
Hawa
pesimisme terhadap kebangkitan bangsa Indonesia dewasa ini nampaknya tengah merebah
di masyarakat, rakyat sudah jarang bahkan tak mau lagi menggubris tingkah konyol
para pemimpin negara, masyarakat telah bosan untuk mendengar kasus-kasus
korupsi yang tak kunjung usai, bahkan tak mau lagi membaca indonesia, apatis
dan putus asa. mereka berdalih bahwa tak ada gunanya lagi untuk membicarakan
bangsa yang sudah terlanjur edan.
Namun
sepertinya hawa tersebut tidak menghampiri organisai Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Komisariat Sunan Ampel Malang. Pada tanggal 7 mei 2012
organisasi tersebut mengadakan acara dialog kebangsaan. Acara ini merupakan
rangkaian dari acara peringatan hari ulang tahun (HARLAH) organisasi itu. Dialog
kebangsaan yang dilaksanakan di Auditorium Gedung Pasca Sarjana UIN Maliki
Malang tersebut mengangkat tema “Membaca Indonesia”.
Acara
ini bisa dibilang cukup menarik, disamping karena tema yang diangkat
benar-benar merupakan bentuk kegelisahan mereka terhadap suasana bangsa, juga
karena pemateri yang dihadirkan merupakan tokoh-tokoh yang cukup berkompeten, sehingga
tak heran antosiasme peserta sangat luar biasa. Hadir pada acara tersebut
sebagai pembicara adalah: Bapak Agus Sunyoto seorang Sejarawan dan Budayawan,
Bapak Muhtadi salah seorang dosen di Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang dan
yang terakhir adalah salah seorang Anggota DPRD kota malang bernama Bapak Sutiaji.
Uraian
yang disampaikan para pemateri juga cukup menarik, secara umum para pemateri mengajak
para peserta dialog agar situasi bumi pertiwi yang kacau ini tidak membuat kita
pesimistis terhadap kejayaan bangsa Indonesia yang pasti akan terwujud pada masanya
nanti. Bapak Sutiaji mengungkapkan betapa beliau sangat ingin memberikan
segalanya untuk kemajuan bangsa Indonesia. Pada kesempatan itu pula bapak yang
dikenal kritis di lingkungan pejabat pemerintah itu mengungkapkan kekecewaannya
terhadap tingkah para pejabat negara yang seolah tak peduli dengan rakyat mereka.
Lebih
menarik lagi adalah uraian yang disampaikan bapak Sunyoto. Ditinjau dari
sejarahnya bangsa Indonesia terlahir dari perpaduan budaya yang beragam dan
luhur, kata Bapak yang dikenal religius tersebut memulai penjelasannya. Beliau mengatakan
bahwa yang membuat bangsa Indonesia kacau pada saat ini adalah karena hilangnya
moralitas bangsa dan lalainya masyarakat Indonesia dalam menjaga kearifan lokal
sehingga bangsa kita seakan kehilangan jati drinya. Ditambah lagi dengan arus
modernisme yang sangat deras menderu bangsa ini sementara masyarakat menerima
tanpa saringan, sehingga nila-nilai budaya sendiri tergerus.
Mengenai
kasus korupsi yang merajalela dewasa ini, Bapak Agus menilai bahwa hal itu
terjadi karena mentalitas maling yang dimiliki oleh para koruptor
sehingga ketika mereka (para koruptor) diamanatkan untuk memimpin Negara,
mereka tidak menunaikan amanat secara benar namun justru memperkaya diri dengan
jabatan tersebut.
Mengakhiri
uraiannya, bapak yang telah cukup banyak menulis buku tersebut menandaskan
bahwa untuk mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia, harus dengan memfilter
ketat budaya-budaya asing yang masuk dan kembali ke nila-nilai budaya sendiri.
Post a Comment for "Membaca Indonesia"